Friday, 23 December 2011

Anjing Menggonggong, Kafilah Berlalu

                “Anjing menggonggong, kafilah pun berlalu”. Kata-kata ini pernah diajarkan oleh guru Bahasa Indonesia ketika kita masih duduk di bangku sekolah. Sebuah pepatah yang memiliki arti, biarkanlah orang-orang bodoh berkata sesuka mereka tapi kita terus melakukan apa yang kita yakini kebenarannya.
               
                Pepatah tersebut dibuat berdasarkan fakta yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Pernahkah anda berjalan di mana anda akan melewati sebuah rumah yang dijaga oleh seekor anjing? Ketika anda berada dalam jarak penciuman sang anjing, ia akan mengonggonggong tiada henti.
               
                Di kala itu, anda hanya mempunyai dua pilihan. Pertama, anda harus mundur jauh sampai hilang dari jangkauan radar penciuman sang anjing. Kedua, anda terus maju melewati sang anjing dengan santai dan tidak terburu-buru.

                Sebenarnya, masih ada pilihan ketiga. Akan tetapi pilihan ini terlalu beresiko, bahkan dapat menyebabkan anda celaka. Yaitu melemparkan sebongkah batu atau benda lain ke arahnya. Jika ajing tersebut terlalu penakut, maka ia akan lari. Tapi apabila anda bertemu dengan anjing jenis herder dan sejenisnya, maka bersiap-siaplah untuk mengambil jurus langkah seribu.

                Pada pilihan pertama, dan ini adalah pilihan yang paling sering dipilih oleh banyak orang. Mental kita jatuh karena gonggongannya, kita takut dia akan mengejar dan menggigit. Sehingga kita merasa harus kembali atau mencari jalan lain, itu pun kalau ada jalan lain. (penulis pernah mengalami hal serupa saat malam hari, ketika berjalan seorang diri di Takengon)

                Nah, sedangkan pada pilihan kedua. Tidak banyak yang sanggup melaksanakannya. Hanya orang yang mempunyai mental kuat dan yang berpengalamanlah yang berani melakukannya.

                Sebenarnya dalam kasus ini, anjing menggonggong hanya untuk memperingatkan bahwa kita berada di sekitar wilayah yang dijaga olehnya. Apabila kita tidak mengganggu, anggap saja ia sedang menyapa kita (tentu saja sapaan ala anjing, jangan berharap berlebihan!!!).

                Dalam kehidupan manusia pun demikian. Jika ada seseorang yang melakukan sesuatu untuk maju, maka orang-orang bodoh di sekitarnya akan mengejeknya untuk menjatuhkan mental. Ejekan-ejekan tersebutlah yang diumpamakan sebagai gonggongan anjing. Hanya saja jika anjing menjatuhkan mental kita  didorong oleh rasa tanggung jawabnya sebagai anjing penjaga, sedangkan manusia berbuat demikian didorong oleh rasa iri, dengki, dan hasud.

                Tidak lupa pula penulis memperingatkan, dan anda harus mengingat ini baik-baik. Apabila anda mengalami kejadian seperti di atas, anda harus bertanya dulu kepada orang di sekitar anda apakah anjing itu gila. Kenapa? Karena jika anda bertemu dengannya, pilihan kedua dan ketiga sama sekali tidak berguna.

                Sssttt....!
                Lebih baik anda kabur diam-diam...!
                Cepat....!

No comments: