Tersiar kabar kepada khalifah
Al-Manshur bahwa ada seorang lelaki yang memegang harta dan berkas-berkas
peninggalan Bani Umayyah. Sang Khalifah pun menyuruh para pengawalnya untuk
memanggilnya.
Ketika lelaki itu dihadirkan
Al-Mansur berkata kepadanya, “Kami mendengar kabar bahwa kamu menguasai harta
dan berkas-berkas peninggalan Bani Umayyah. Karena itu, berikanlah semua
peninggalan mereka kepada kami!”
Lelaki itu bertanya, “Wahai
Amirul Mukmini! Apakah Anda ahli waris Bani Umayyah?” Al-Manshur menjawab, “Tidak.”
Lelaki itu bertanya lagi, Apakah mereka mewasiatkan semua harta dan peninggalan
mereka untuk anda?” Al-Manshur menjawab, “Tidak.” Lelaki itu pun berkata, “Kalau
begitu, mengapa anda meminta harta yang ada dalam kepemilikan saya?”
Al-Manshur merenung sejenak.
Lalu, ia mengangkat kepala dan berkata, “Bani Umayyah telah menzalimi kaum
muslimin untuk memperoleh harta ini. Saya adalah wakil kaum muslimin untuk
memperoleh hak-hak mereka. Di sini saya ingin mengambil harta yang diperoleh
dari mereka secara zalim dan menaruhnya di Baitul Mal agar menjadi milik umat.
Lelaki itu berkata, “Wahai Amirul
Mukmini! Anda perlu memberikan bukti yang adil, bahwa semua harta yang saya
miliki adalah hasil dari pengkhianatan dan kezaliman yang mereka lakukan.
Sesungguhnya, Bani Umayyah mempunyai harta selain harta milik kaum muslimin
yang anda maksudkan.” Al-Manshur berkata, “Kamu benar. Karena itu, kamu tidak
jadi dihukum.”
Kemudian Al-Manshur balik
bertanya kepadanya, “Apakah kamu memiliki keperluan?” Lelaki itu menjawab, “Saya
ingin agar Anda mempertemukan saya dengan orang yang mengadukan saya kepada
Anda. Demi Allah, saya sama sekali tidak memegang berkas dan harta benda milik
Bani Umayyah. Namun, sewaktu saya didakwa di hadapan Anda dan Anda
menanyakannya, saya menyadari bahwa hanya dengan kata-kata seperti inilah saya
akan selamat dari hukuman anda.”
Ketika Khalifah Al-Manshur
mempertemukan lelaki itu dengan orang yang mengadukannya, lelaki itu ternyata
mengenali siapa orang itu. Ia berkata, “Orang ini adalah sahaya saya. Ia telah
mencuri uang saya 3000 dinar lalu melarikan diri dari saya. Ia sangat takut
kalau saya akan mencarinya. Maka ia pun mengadukan saya kepada Amirul Mukminin.”
Al-Manshur pun menekankan sahaya itu dan mengancamnya hingga ia mengakui semua
perkataan lelaki tadi.
Al-Manshur berkata kepada lelaki
itu, “Saya berharap agar kamu memaafkan orang ini.” Lelaki tersebut berkata, “Ya,
saya telah memaafkannya. Saya juga telah memerdekakannya. Selain itu saya
merelakan 3000 dinar yang ia ambil dan memberi 3000 lagi untuknya.” Kemudian
lelaki itu beranjak pergi.
Al-Manshur terkagum-kagum melihat
orang tersebut. Setiap kali teringat orang itu, ia selalu berkata, “Saya tak
pernah melihat orang seperti itu.”
No comments:
Post a Comment