Friday, 24 August 2012

Telah Saya Maafkan dan Merdekakan

Tersiar kabar kepada khalifah Al-Manshur bahwa ada seorang lelaki yang memegang harta dan berkas-berkas peninggalan Bani Umayyah. Sang Khalifah pun menyuruh para pengawalnya untuk memanggilnya.

Ketika lelaki itu dihadirkan Al-Mansur berkata kepadanya, “Kami mendengar kabar bahwa kamu menguasai harta dan berkas-berkas peninggalan Bani Umayyah. Karena itu, berikanlah semua peninggalan mereka kepada kami!”

Lelaki itu bertanya, “Wahai Amirul Mukmini! Apakah Anda ahli waris Bani Umayyah?” Al-Manshur menjawab, “Tidak.” Lelaki itu bertanya lagi, Apakah mereka mewasiatkan semua harta dan peninggalan mereka untuk anda?” Al-Manshur menjawab, “Tidak.” Lelaki itu pun berkata, “Kalau begitu, mengapa anda meminta harta yang ada dalam kepemilikan saya?”

Al-Manshur merenung sejenak. Lalu, ia mengangkat kepala dan berkata, “Bani Umayyah telah menzalimi kaum muslimin untuk memperoleh harta ini. Saya adalah wakil kaum muslimin untuk memperoleh hak-hak mereka. Di sini saya ingin mengambil harta yang diperoleh dari mereka secara zalim dan menaruhnya di Baitul Mal agar menjadi milik umat.

Lelaki itu berkata, “Wahai Amirul Mukmini! Anda perlu memberikan bukti yang adil, bahwa semua harta yang saya miliki adalah hasil dari pengkhianatan dan kezaliman yang mereka lakukan. Sesungguhnya, Bani Umayyah mempunyai harta selain harta milik kaum muslimin yang anda maksudkan.” Al-Manshur berkata, “Kamu benar. Karena itu, kamu tidak jadi dihukum.”

Kemudian Al-Manshur balik bertanya kepadanya, “Apakah kamu memiliki keperluan?” Lelaki itu menjawab, “Saya ingin agar Anda mempertemukan saya dengan orang yang mengadukan saya kepada Anda. Demi Allah, saya sama sekali tidak memegang berkas dan harta benda milik Bani Umayyah. Namun, sewaktu saya didakwa di hadapan Anda dan Anda menanyakannya, saya menyadari bahwa hanya dengan kata-kata seperti inilah saya akan selamat dari hukuman anda.”

Ketika Khalifah Al-Manshur mempertemukan lelaki itu dengan orang yang mengadukannya, lelaki itu ternyata mengenali siapa orang itu. Ia berkata, “Orang ini adalah sahaya saya. Ia telah mencuri uang saya 3000 dinar lalu melarikan diri dari saya. Ia sangat takut kalau saya akan mencarinya. Maka ia pun mengadukan saya kepada Amirul Mukminin.” Al-Manshur pun menekankan sahaya itu dan mengancamnya hingga ia mengakui semua perkataan lelaki tadi.

Al-Manshur berkata kepada lelaki itu, “Saya berharap agar kamu memaafkan orang ini.” Lelaki tersebut berkata, “Ya, saya telah memaafkannya. Saya juga telah memerdekakannya. Selain itu saya merelakan 3000 dinar yang ia ambil dan memberi 3000 lagi untuknya.” Kemudian lelaki itu beranjak pergi.

Al-Manshur terkagum-kagum melihat orang tersebut. Setiap kali teringat orang itu, ia selalu berkata, “Saya tak pernah melihat orang seperti itu.”

No comments: